“Apa Hubungan RESOLUSI 2012 gue dengan RISOLES?”
Yeah rite!
Itulah yang akan gue bilang jika ada yang bertanya soal resolusi 2012. Kenape ‘yeah rite’?
Well, gini… Tahun lalu gue sangat convincing punya resolusi, dan itu berhasil banget, yaitu: Menemukan semua rasa baru MAGNUM es krim walls. Mission accomplished booo! Gimana enggak, resolusinya gampil gitu!
Nah, tahun depan ini, gue belum ada clue. Resolusi apa ya kira-kira? Kayaknya bukan kuliner lagi deh. Ternyata punya resolusi yang well accomplished malah bikin jadi nggak tertantang lagi bikin yang baru yak?
Ah ya… gue mau cerita dikit. Jadi beberapa waktu lalu, gue ketemu dengan seseorang. Someone stranger yang ketemu dalam urusan bisnis. Dia mirip Nicolas Cage. Bukan, bukan Nicholas Saputra. Dia tidak tampan kok. Tak ada yang istimewa sih. Yang bikin gue teringat sama dia hanya karena satu hal ini.
Dia mengucapkan sesuatu yang gue rasa bagus banget. Ketika membahas soal kepribadian, dia mengucapkan hal ini (sebenarnya bukan ke gue) : Jangan biarkan energy negative menguras dirimu, katanya.
Menguras. Yeah. Ibarat bak kalo dikuras kan dikeringin sampe kerontang tuh. Nggak kepikir tuh gue kalo energy negative itu bisa segitu jahatnya. Pas denger pembahasan lagi, makin jelas maksudnya. Misalnya, rasa kesal, marah, iri, dendam, kecewa, frustasi, itu semua perasaan negative yang menguras energy. Nah, itu yang dia maksud.
So, maksudnya, if someone messed up with you, just let it go. Jangan disimpan-simpan. Lupain aja. Lepasin aja. Teruskan hidupmu. Sebab ngedumel, dongkol, kesal, dan sampai dendam, itu akan merusak dirimu sendiri.
Hei! Pernah merasa begitu lelah dalam hidup ini? Begitu drained? Frustrated? Exhausted? Fatigued?
Nah, yang paling sering mengakibatkan itu adalah energi negative tadi. Kalau hanya lelah fisik, dengan tidur agak lamaan, minum vitamin dan makan bergizi, akan segera pulih. Tapi lelah secara emosional? Wait! Dengan cuti atau liburan atau hiburan pun belum tentu pulih kan?
Kenali penyebabnya! (kok kayak iklan2 ya? Hehehe…)
Memang tidak mudah. Masa iya kita bisa langsung senyum dan lupa pas habis orang nampar kita, trus kita melanjutkan hidup kita seolah tak pernah ditampar? Padahal mungkin masih ada bekas gambar tanganmu (lagu betharia sonata banget!)? Iya nggaaaaak siiihh?
Masa iya kita bisa langsung ketawa-ketiwi chatting dengan teman begitu keluar dari ATM yang menelan kartu ATM kita? Kita bilang gini di chat: “eh tau gak, kartu atm gue ketelan, gue gak punya duit nih. Ntar gue jalan kaki aja pulang ke rumah. Santai aja. Rumah gue di tanjung priuk dan gue sekarang di depok. Paling semalaman jalan kaki kan lumayan tuh olahraga.” Apa kita nggak dibilang agak crazy tuh?
Apa iya normal, misalnya, loe bisa langsung makan dengan lahap ketika seseorang di kantin nabrak elo dan kuah bakso panas dia membakar muka elo yang baru habis perawatan di klinik mahal, trus sambalnya kena ke tas LV mahal loe? Let it go? Lupain aja? Teruskan hidup? Teruskan makan? Apa semudah itu? Gue curiga, loe akan maki-maki tuh orang dan minimal minta ganti rugi, bener gak? Bener gak?
Hallah. Emangnya kita robot. Tanpa perasaan. Bisa gitu aja lupain masalah dan melanjutkan hidup?
(kenape sih loe begitu sinis…?)
Idih. Beberapa waktu lalu gue sempet kesel ama orang nih. Lha… Kok gue jadi curhat? Yee biarin aja yak… blog gue ini, hehee…
Gue udah maafin nih orang, sebenarnya. Gue tahu memang latar belakangnya agak kurang bahagia. Jadi dia memang hobi sirik dan berusaha menghancurkan semua orang yang dia tidak sukai. Rasa tidak ingin disaingi, sangat dominan pada kepribadiannya. Somehow, gue sempat merasa nih orang cocoknya tinggal di bawah tempurung aja karena selain posturnya memang cocok, sifatnya juga pas. Nih orang takkan segan-segan mengeluarkan energy sebesar apapun hanya untuk mencari tahu keburukan orang lain dan bagaimana caranya dia bisa mengeksposnya untuk menghancurkannya. Sepertinya dia ada sindrom (kelainan jiwa kaleee yee), yaitu: bisa merasa bahagia jika berhasil membuat orang lain tidak bahagia.
Dulu, ngeliat mukanya aja, bahkan denger namanya aja, sempet bikin gue eneg. Itu ungkapan hati gue yang sejujurnya. Maaf kalau gue terlalu jujur. Gue hanya ingin mengungkapkan isi hati gue. (Gue harap kalau dia baca blog gue ini – dan gue yakin dia akan baca sebab dia sangat penasaran ngulik2 keadaan ‘korban2’nya – dia sadar kalo dialah yang gue maksud, dengan begitu misi gue untuk mengungkapkannya secara to the point ke dia pun berhasillah sudah hehehe). Sebab, gue sudah berusaha menjalankan nasihat si Nicolas Cage KW1 tadi. Let it go, lupain aja. Tapi sejujurnya dalam hati gue, masih ada rasa eneg itu juga rasa bertanya-tanya: why do you hate me so sweet and tenderly, eh salah. Why do you hate me so deep and strongly?
Gue yakin energy dia habis banget tuh buat nyirikin dan update status gue serta ngegosipin gue dan mencari cara-cara untuk menjatuhkan gue. Mungkin dia juga pernah membuat strategic planning untuk mencari-cari kesalahan gue dan mungkin dia begadang. So tired deh loe. Habis nggak sih energy dia mendendam dan membenci gue segitunya, walau sebenarnya gue tuh nggak ada urusan ama dia!
Oke oke. Mungkin memang ada. Jadi gini. Gue nggak terlalu suka basa-basi ya. Daripada gue bohong atau menjilat, gue lebih suka diam atau menarik diri. Nah, gue memang nggak suka ama dia bo. Bukan bermaksud sok eksklusif, gue merasa nggak cocok aja bergaul ama dia, so gue nggak jalan dong ama dia bo. Daripada bergaul ama orang negative, gue merasa lebih baik baca buku, main bb atau buka2 internet. Nah, mungkin dia tersinggung ya. Secara mungkin dia pengen banget gaul ama gue tapi dia ngerasa gue melepeh dia dan dia dendam kesumat. Remponglah bo… hahhahaa...
Well, mestinya dia sadar dong, siapa sih yang suka bergaul ama dia? Coba. Kalo mau jujur, orang2 yang deket ama dia selama ini, apa dia nggak tahu, mereka semua ngomong buruk tentang dia di belakang dia, dan dia tahu kok, tapi dia menikmati tetap bersama mereka dalam kepalsuan dan basa-basi-busuk itu? Oh no, not me. Sori sori sori jek…
Dan yang paling bikin gue nggak betah ama dia ya, dia juga selalu membicarakan keburukan orang lain. Siapa coba yang sudi gaul ama orang kayak gitu? Jadi bukan gue dong bo, yang sombong dan melepeh hubungan, gue kan hanya ingin tetap berada dalam medan magnet positif, sebab kata nenek, PERGAULAN YANG BURUK BISA MERUSAK LOE. Tul, kan, jek? Bergaul ama orang baik, akan mempengaruhi loe jadi baik, bergaul ama orang cetek, bisa bikin loe tenggelam walau kolamnya cetek (jaka sembung bawa golok hehehe).
Yeah. Tentu saja gue beraninya Cuma lewat blog ini bo. Soalnya kalo gue berhadapan ama dia, bisa melenting gue, kalah bobot, hahaha… lagian nggak level juga kale berantem ama penggemar loe, penggemar sirik yang tak mampu, hahaha…
Begitulah. (apanya yang begitu? Ini kan tadi ngebahas soal resolusi kok jadi ngomongin ketek, eh cetek?)
Yaaaahhh… kembali ke Nicolas Cage. Gue pernah merasa so emotionally drained. Belum lama. Dan itu merembet menjadi bad health. Istirahat sekian lama ternyata memang bukan obatnya. Kembali ke nasihat tadi, memang pada akhirnya kita harus bisa membuang energy negative itu. Tidak mudah. Tidak cepat. Tak instan. Tapi kita bisa melatih diri. Practice makes perfect.
Sejujurnya gue masih ada rasa eneg membayangkan si cetek tadi, tapi paling tidak karena energy negatifnya sudah gue coba erase dan delete berkali-kali, kalau gue ketemu dia lagi, bayangkan, dan tebaklah apa yang akan gue lakukan? Coba, tebak!
--> Gue akan menampar dia? (No.)
--> Gue akan numpahin air panas ke mukanya? (Nehi.)
--> Gue akan maki-maki dia dan bilang gini: hei, urus aja diri loe sendiri ya, daripada sibuk nyirikin orang, mendingan loe benahi diri loe sendiri ye, bersaing dgn karya dong, jangan menusuk dari belakang, ngaca dong, ngacaaa… (Tidak.)
--> Gue akan bawain dia makanan. Sepertinya dia suka risoles.
Gue akan traktir dia makan risoles kesukaannya. (Yes.)
Hihihi… Itulah resolusi gue tahun depan. Bukan hanya kepada satu orang. Itu tadi hanya contoh kasus. Sebab gue bersyukur, gue belajar sesuatu dari pengalaman bersama dia. Kasihan, hidupnya sebegitu tidak bahagia, perlu sedikit sentuhan kasih sayang dan perhatian, dengan sepotong atau dua potong risoles mungkin sebuah langkah awal yang bagus.
(Well, I know its not gonna be easy, tertama kalau gue ingat betapa jahatnya dia ama gue. oh ternyata gue blm bisa bener2 meng-erase nya dari memori gue, hahahhaaaaaaaaaaaaaa…)
Itulah risolesi 2012 gue. Eh salah. Resolusi. Kok risoles-i, hehehe.
Hei, Nicolas cage kw1, loe pasti bangga ama gue deh, gue udah jalanin saran loe. Tapi sori ya, gue menolak yang loe tawarkan, loe pasti bisa let it go and continue your life as usual, kan?
hahaha…
-=-
No comments:
Post a Comment