Thursday, September 29, 2011

(GoVlog-Umum) lomba blog lucu draft

Artikel yang dimuat harus memenuhi unsur 5 W yakni What, Where, When, Who dan Why.
• Khusus untuk kategori umum dalam tulisan Blog harus memiliki salah satu keyword atau kata yakni: SMS, Telepon, BBM, Handphone, Smartphone, Internet, 3G, Facebook, Twitter, Email dan Android







Friday, September 2, 2011

"who is you?"

Pernahkah anda merasa menyesal karena merasa telah melakukan kebaikan kepada orang yang (anda anggap) tidak layak mendapatkannya? well, dont be.

gue pernah menulis itu di twitter gue. Jangan menyesal telah berkorban untuk orang yang tak layak mendapatkannya.
tidak layak?
kenapa?

ada seorang teman yang suka merusak grammar english dengan sengaja.
kalau mau bilang 'who are you', dia bilang WHO IS YOU?! tentu hanya bercanda.
pernah sekali ada teman baru yang protes dengan serius akan grammar itu dan kita2 yang sudah pada tahu bahwa teman itu suka bercanda, tentu membela dia dan makin membuat si teman baru sengit. APAAN, YANG BENER TUH 'WHO ARE YOU", bukan WHO IS YOU, kata dia. kita udah pada mau ngakak,...

Ngerti sih kita kalo dia baru lulus kuliahan dan idealismenya masih sangat melekat, dan dia tdk tahu kalau kita memang suka bercanda dan mengacau bahasa just for fun. and guess, sampai sekarang pasti dia belum tahu bahwa hal itu hanya bercanda sebab dia tidak pernah ketemu kita lagi, dan secara iseng kita pernah ngomong-omong soal dia dan kita iseng menebak, bahwa kalau dia ceritain tentang kita ke org lain pasti kita semua dibilang bodoh karena bahasa inggris yang basic dan sepele gitu aja kita salah, hahahaaaaa...

nah kembali ke soal tadi.
i was thinking about this matter for so long. its not easy to take when you sacrifice for someone and she doesn't even grateful, and you finally think that she doesnt deserve it, then you feel regret...

its just like giving your life for someone who's planning to kill you. like, to die for someone who's poisoning you...

tapi memang begitulah hidup. kadang gue berpikir, semakin berat masalah, itu akan semakin mendewasakan. semakin sakit perbuatan orang pada kita, semakin kuat kita dibuatnya. tapi siapa yang mau merasa sakit? siapa yang sudi menerima masalah? siapa? siapa? tak uk-uk ya, ya nggak sih? siapa sudi menelan empedu jika rasa gula lebih enak? siapa sudi merasa sakit jika yang enak-enak lebih nikmat?

tapi, ujianlah yang mengetes seberapa pintar kita di sekolah. lomba-lah yang menunjukkan kita peringkat berapa. masalahlah yang menentukan score kepribadian kita.
kalau tidak merasakan pahitnya empedu, mungkin kita tak tahu betapa nikmatnya manis gula. (well, gak tau juga sih ya, sebab walaupun pernah gak sengaja makan empedu, gue nggak terlalu ngefans ama gula hehehe).

balikkan pertanyaan tadi. kenapa kita harus merasa menyesal melakukan kebaikan pada orang lain? even though she is sooooo undeserve to have it? why?
why in the world at the first place we sarcrifice for her? bela-belain amat? kenapa? kenapa?

kau tak mungkin melakukan pengorbanan jika kau tidak care, dont you?
kau pasti melakukan itu karena kasih, walau mungkin jenisnya beda.
nah ini dia, motif. motif apakah yang membuat kita bisa melakukan hal yang terlalu baik pada orang lain????

bisa jadi kita tulus, (1) care ama dia karena mungkin kita anggap dia teman baik. kita mau bantu teman baik, itu natural, kan? atau, (2) karena kasihan, sebab dia mungkin sangat menghiba dengan akting yang bisa masuk jadi pemain teater. atau, bisa saja (3) karena memang kita ada 'hidden agenda' dalam melakukan kebaikan itu.

untuk yang ketiga, kalau mau jujur, sering terjadi. kita butuh sesuatu yang besar dari seseorang sehingga kita rela melakukan sesuatu yang besar buat dia. fair kan? fifty-fifty kan?

nah. mari kita simak satu-satu.
alasan pertama. karena care sama teman. mungkinkah teman mengkhianati kitaaa?
woowww, klasik bener.
jawabannya: mungkin bangeeeeeeeeeeeeeettt!
bukan kisah baru lagi. sejak jaman adam dan hawa itu sudah terjadi, sodara-sodara!
jadi, kita salah pilih teman dong? salah berkorban dong? tunggu dulu...

alasan kedua.
kita kasihan. well, check this out. jadi pelajaran berharga di kemudian hari. be more kritis dan bijak dalam menilai orang sebab memang banyak yang suka memanfaatkan dan bahkan mungkin teralahir dengan bakat luar biasa memanfaatkan dan menghancurkan orang lain, walau kita baru kenal bisa saja kita tertipu. be alert.
apalagi kalao dia punya ilmu 'hitam', wah hati-hati, dalam kelas terendah mungkin bisa dia bisa menghipnotis anda, hiiiiiiiiiiiiiiiii...

alasan ketiga,...
oke, oke. ini manusiawi banget. kita hanya manusia terbuat dari debu. kita semua matre dengan kadar yang berbeda sebab memang hidup memaksa kita untuk matre. mana bisa hidup tanpa materi, jadilah kita berusaha mendapatkan materi dengan segala cara walau harus barter, baik itu barter pengorbanan atau barter perasaan.

nah, setelah gue pikir2, memang menyakitkan jika kita mengalami kasus nomor 1. agak sakit jika mengalami nomor 2 (agak sakit tapi juga sakit banget, agak saya bilang karena ini tidak melibatkan perasaan care, karena bukan heart relation seperti nomor 1 yang dua-duanya, baik perasaan dan materi juga terzalimi hehee). nah yang nomor 3, ini sih menurut saya mestinya lebih mudah kita terima kalau kita jujur dengan perasaan kita, bahwa pada dasarnya semua itu hanya karena kepentingan. setelah kepentingan selesai, bisnis juga selesai, kalau pihak kedua kabur dan merugikan kita, lupakan saja sebab kita tak ada relasi lain yg matter lagi dengannya.

jadi ingat pernah ada yg bilang, selain perubahan, hanya kepentingan lah yang abadi.
hari ini kita bisa berkata si A sangat baik, besok bisa jadi si A akan sangat menyebalkan. hari ini kita bisa anggap si B so fool, tapi mungkin besok kita akan bilang: I love you fool, eh i love you full! hehehe...

nah kembali ke soal tidak layak.
kenapa kita merasa dia tidak layak menerima kebaikan kita padahal kita sudah terlanjur melakukannya dan kitalah juga yang telah dengan bodohnya melakukannya, lalu siapa yang mau disalahkan? siapa suruh? kenapa mau? salah siapa?

kembali tilik ke tiga motif di atas.
apa sih layak itu? standar siapa sih?
renungkanlah, kalau memang dia tidak layak, atau kita anggap tidak layak, kita adalah such a fool.

kenapa? sebab actually we all are human, all sinner and pathetic creature that saved by grace alone. we are all undeserve God's love. we are all the same in front of God.
so, who are you to judge people, layak atau tidaknya? who are you? eh salah, kalo kata teman saya, yang benar adalaH:
who is you?

who is you?

:)