Wednesday, October 28, 2009

Just the way you are

Tiba-tiba aja kemarin lagi search lagu lain di google, eh nemu lagu ini.

Enaknya sih kalo lagu ini dinyanyiin oleh suamimu/kekasihmu buatmu!
Mungkin terdengar agak 'lebay'...?
Tapi gue rasa ini lagu pas banget kalo suami gue yang nyanyi buat gue, ini rada tipikal dia soalnya, hehehe.

(Billy Joel)

Don't go changing, to try to please me
You never let me down before
Don't imagine you're too familiar
And I don't see you anymore
I wouldn't leave you in times of trouble
We never could have come this far
I took the good times, I'll take the bad times
I'll take you just the way you are

Don't go trying some new fashion
Don't change the color of your hair
You always have my unspoken passion
Although I might not seem to care

I don't want clever conversation
I never want to work that hard
I just want someone that I can talk to
I want you just the way you are.

I need to know that you will always be
The same old someone that I knew
What will it take till you believe in me
The way that I believe in you.

I said I love you and that's forever
And this I promise from the heart
I could not love you any better
I love you just the way you are.

-*-

Yeah, gue emang gak berniat warnain rambut kok, Darling...
Mwuah!
(-:

Potong Poni

Jumat lalu pas gue telpon ke rumah, helena made a confession, again.

"Tapi Mama jangan marah, ya. Mama janji jangan bilang Papa ya..." katanya before confessed, "Aku potong poni sendiri."
"Whaaat?" seru gue di telpon. Gue di kantor dan temen2 pada ngeliat.
"Iya, Ma, aku potong sendiri, Mama nggak marah kan?"
"Kenapa kamu potong sendiri?" gue tanya dan wondering hasilnya, "Trus poninya bagus nggak?"
"Enggak, Ma, poninya jelek, miring, pendek sebelah." kata helena.
Lalu gue denger suara agak kencang bag backing vocal di belakang helena, di telepon, "IYA BU, HELENA POTONG PONI SENDIRI DIAM2 DI KAMAR," suara si mbak.
"Kenapa nggak minta Mbak yang potong? kenapa nggak nunggu Mama pulang? Kenapa potong sendiri?" gue tanya lagi.
"Habis aku pengen potong poni sendiri, Ma. Boleh kan, Ma? Mama nggak marah kan? Mama nggak bilang2 Papa kan ntar?"
"OK, tapi janji ini hanya sekali ini, lain kali nggak boleh! Lain kali harus sama Mama atau ke salon!" gue bilang.

Begitu gue pulang, sampe di dpn rumah, yang biasanya dia menyambut di depan pintu, skrg dia menunggu di balik tirai pintu sambil menutup mukanya pake tirai, dan pas gue mau cium, dia segera peluk gue dengan muka yang looks agak kuatir.
Mumpung Papa masih parkir dan beresin mobil di luar, segera gue ambil gunting dan gue rapihin deh tuh poni yang miring sebelah. Sebelah masih sepanjang dahi di atas alis, sebelah lagi di tengah jidat (hasil potongan dia).
Untung deh udah kelar pas Papa masuk rumah jadi Helena nggak kuatir lagi.

Trus gue bisikin, "Kasih liat Papa, gih, tanyain papa, bagus gak potongan poni helena ini, gitu," suruh gue.
Dengan langkah ragu2 dia mendekati papanya dan bertanya, "Pa, bagus gak poni aku?"
Papanya yg sebenarnya udah tau apa yg terjadi (udah gue kasih tau wkt di mobil), tersenyum lebar sambil menjawab, "BAGUUUUUSSSS..."
Trus dengan senyum senang dia masuk kamar untuk ngaca2 di cermin besar.
"Iya, Bu, tadi saya juga kaget pas nemuin dia diam-diam mojok di kamar sendiri sama gunting," lapor si mbaknya.
Akhirnya gue suruh si mbak ngumpetin tuh gunting.

Habis itu kita ke rumah ompungnya untuk latihan koor sektor gereja.
Begitu lihat helena, para ibu2 yang sudah rata2 ompung2 itu langsung melihat poninya yang kependekan, dan pada bilang,
"Duh, helena lucu banget poninya..."
"Wah, cantik sekali poni boru sianipar ini...."
"Poninya bagus, potong dimana, sayang?"
Dll.
Gue langsung mengklarifikasi, "Itu dipotong sendiri sama Helena, Ompung..."
"Wah, pinter banget..." Begitu mereka menyahut. Gue belum kelar ngomong.
Dasar ibu2 dan nenek2, bisanya memuji2 anak2 terusssss....
"Tapi dipotongnya tadi berantakan, trus dirapihin sama Mama," kata helena ngaku.

Nggak lama kemudian ompung borunya muncul dari dapur dan berkata, "Tadi ompung dengar katanya helena potong poni sendiri?"
Helena langsung menciut.
Ompung borunya langsung memegang tangan Helena dan menatap matanya, dan bilang:
"Dengar, helena tidak boleh potong poni sendiri. Tidak boleh potong rambut sendiri, takutnya mata helena kena gunting yang tajam itu. Itu bahaya! Lain kali sama ompung aja. Ompung biasa kok potong rambut. Dari dulu ompung yang potong rambut papa, namboru, uda, semua Ompung yang potong. Sampai papamu SMA pun masih ompung yang potong rambutnya." kata ompung boru. Helena hanya diam.

Dengar begitu, gue langsung pengen nyari suami gue di teras yang sdg duduk2 sama bapak2 lain, dan ingin berkata, "Pantesan potongan rambut loe culun, Bang, dulu nggak pernah ke barber shop ya?"
Hahaha...
Ternyata bakat potong rambut sendiri itu faktor keturunan, hahaha...

Saturday, October 10, 2009

Tapi Mama jangan marah ya...

Akhir2 ini Helena sering melakukan 'kekacauan2' dan setelah melakukannya dia akan meminta maaf dan membujuk supaya tidak dimarahi, dan sering bertanya,
"Can I break this? Will you forgive me if I break that? etc..."

Seperti bbrp hari lalu ketika dompetnya hilang di sekolah, pas gue telepon dari kantor, dia bilang di telepon.:
"Ma, sini deh aku bisikin, 'dompetku hilang, mama nggak marah kan?'"

Tadi waktu di RS, lagi nunggu obat, helena tiba-tiba bilang:
"Ma, sini deh aku bisikin, tapi mama jangan bilang 'itu nggak boleh' ya? janji?"
Dan gue pun mendekatkan kuping, "Ma, ibu2 itu gendut banget ya, padahal anaknya kurus,"

Wow!

Tadi habis ambil rapor mid-semester dia di sekolah.
Gurunya memujinya, katanya dia sudah mandiri sekarang, nggak cengeng kayak semester pertama TK A, daya tangkapnya ok, dikte dan bahasa OK, jadi komandan upacara OK, dan cepet tanggap kalau dikasih instruksi.

Tapi....
Kalau baris, selalu maunya paling depan, padahal dia murid paling tinggi badannya, dan kalau dipindahin ke belakang, nggak lama kemudian dia akan balik lagi ke depan.
Trus, masih suka bikin keributan bersama sohib dekatnya sejak TK A, safina, padahal sudah sengaja bangkunya dipisah, tapi dua2nya kayak magnet yang gak bisa jauh2an dan selalu gaduh dan ngobrol2 serta kejar2an di kelas.
And, yang tdk berubah sejak dulu adalah, soal MAKAN. Nggak pernah makan di kelas! Kalau tidak diancam sama Miss, nggak akan buka lunch box-nya, dan kalau miss udah gak keliatan, akan langsung tutup box-nya lagi, sampe Miss udah kapok dan menyerah. Well, untungnya bekal makan siang itu selalu habis dimakan di mobil jemputan (disuapin mbak-nya).

Dan beberapa hari lalu dia, tiba-tiba dia bertanya:
"Mama kapan sih duitnya banyak?"
"Emangnya knp?" gue jwb,
"Kalo udah banyak, mama brenti kerja aja, trus anter jemput aku sekolah..."

Kemarin dia lihat koran, dan bertanya, "Ini dimana, Ma? Inggris ya? Amerika? ayo dong, Ma, kapan dong kita kesana."
"Bilang sama Papa," jwb gue.

Tadi sambil lihat Naked brothers band di disney channel, dia bilang:
"Ma, aku mau dong diajari ngomong bahasa inggris sama Mama biar nanti kalau kita ke luar negeri aku bisa ngomong sama Nat (personil Naked brothers band) sama Jonas Brothers,"

Dan gue cuma bilang, "Ya, ya..."

Tadi belanja di supermarket, gue bebasin dia belanja apa yang dia pengenin, dan dia mengambil empat item: jus, permen, biskuit dan jelly.
Pas mau beli kado sepupunya, robot transformer yg bisa dirubah jd mobil2n, dia minta juga dia dibeliin tongkat sihir, dan gue bilang tidak boleh.
Malamnya di rumah, dia membujuk gue, "Ma, knp sih tadi aku nggak boleh beli tongkat sihir?"
"Karena kamu udah pernah punya dan rusak sebentar saja," gue jawab.
"Kalau nanti aku janji nggak bikin rusak dan hilang, mama mau nggak beli lagi?" ktanya.
Busyet, mana bisa gue menolak bujukan malaikat yg maha lembut itu.
"Iya ya..." gue jawab dengan segala pergolakan batin...

Sebenarnya akan sangat mudah bagi dia mendapatkan apa yang dia mau, tinggal minta inangtua(uwa2)nya/ompung, bahkan di gerejapun para naposo dan inang2 akan mengajaknya ke kantin dan ke tempat mainan dan sepertinya semua orang rela membelikan dia apa saja, untungnya dia akan selalu bertanya, "Ma, boleh nggak akau beli/dibeliin ini sama si X...?"

Yang bikin malu, kalo kolokannya kumat pas di gereja. Pernah dua kali dia nangis2 dan nggak mau diam di gereja, bikin ribut suasana dan org2 udah pada ngeliatin, bahkan bbrp ibu2 udah melotot dan sibuk ngomelin gue krn gue gak berhasil membuat dia diam, gue bujuk gak mempan, gue ancam gak mempan, mau gue gendong keluar berontak (berat bo, gak kuat lagi gue gendongnya!). Maluuuuuuuuuuu banget gue jd pusat perhatian. Mana bapaknya duduk di depan di bangku para penatua pula...
Kalo udah begini, rasanya gue pengen nelungsupin muka ke tanah deh...

Yang lucu, pernah dia lagi kolokan juga di gereja, pas kebaktian, dan duduk di sebelah kita anak2 naposo.
Helena minta jajan dan gue nggak mau, gue blg tunggu sampe kebaktian kelar. Trus dengan nada mengancam dia bilang, "Nanti aku bilangin sama papa lho, pacarnya papa jahat, mama galak."
Trus anak2 naposo di sebelah kita yg denger ancaman itu jd pada ngakak tertahan.
Trus gue jawab, "Bilangin aja, itu kan pacar mama, pasti ntar belain mama."
Dan anak2 naposo pada ngikik lagi...

Minggu lalu pas bongkar lemari mau kasih sumbangan baju layak pakai ke korban gempa padang - via gereja, gue nemu baju yg gue beli waktu masih kuliah dan masih muat dan mau gue pake ke gereja, eh helena bilang gini:
"Jangan dipake, Ma, itu buat aku aja, nanti kupake waktu kuliah. Baju2 mama buat aku aja kan bisa dipake jadi mama nggak usah beli baju aku lagi nanti."

Ya ampun, kadang2 anak gue ini kalo ngomong bikin trenyuh deh...

Trus tadi malam, gak ada angin gak ada ujan, tiba-2 dia nanya, "Jadi pacarku siapa sih, Ma? Nico atau Timo?"
"Terserah kamu," gue bilang.
"Mama aja deh yang pilihin..."
"Jangan dong, pilih sendiri aja."
"Tapi menurut Mama siapa yang cocok buat aku?"
"Dua-duanya cocok, tapi terserah helen..."
"Ah, aku maunya Mama aja yang milihin."
"Nggak boleh gitu, kan itu pacar helen..."
"Ah, mama aja deh...'
"..."
Dan bapaknya hanya mengernyit sambil membaca koran, mendengar percakapan yang 'aneh' itu, hahaha...

Beberapa hari lalu, sebelum tidur, dia curhat:
"Ma, masa aku pernah lihat mbak puji sayang2in Evan (adeknya). Kan nggak boleh, Ma, mbak puji kan mbaknya aku, mbaknya Evan kan mbak Tri, mbak puji kan mestinya sayang2in aku aja, tapi mbak puji malah sukanya marahin aku..."

Dan gue jawab, "Mbak puji sama mbak tri tuh mbak nya Helen sama Evan, sama2 sayang Helen dan Evan, kan kalo mbak sayang sama adek, helen mesti seneng juga, kan evan itu adeknya helen kan? mbak puji marah kalo helen nggak mau makan kan?"

Tadi siang kolokannya kumat, "Nggak mau makan pisang, nggak suka, nggak enak..."

Si mbaknya bingung dan bilang, "Biasanya juga suka, katanya enak, gimana mau cantik kulitnya kalau malas makan buah..."

Dan dia pun nangis2 gak jelas, sampe akhirnya gue kehabisan segala jurus bujukan, akhirnya mengancam nggak ngajak dia jalan2 kalo tdk mau makan.
Dan helena pun bilang, "Iya, aku mau makan, tapi Mama peluk aku dulu..."

Aduh, banyak maunya anak gue ini, Apa iya gue sekolokan itu wkt kecil ya? rasanya enggak...

Trus, dia lagi freak banget sama lip gloss, dikit2 dia buka beuty case gue dan ambil lip gloss dan ngaca2.
"Masih mengkilap gak, ma, bibirku?"
bahkan di mobil, bolak-balik ngaca lewat spion sampe papanya nanya, "Dia lagi make apaan sih?"
"Lip gloss," gue jawab, "Anakmu lagi centil tuh."
Mungkin kebanyakan nonton film remaja di disney channel, jadi suka dandan, pusing juga, serba salah kalo gak pasang indovision, dia akan nonton sinetron, di indovision dia nonton hannah montana atau high school musical, etc.

Betapa cepat gede-nya anak2 kecil jaman sekarang...