Thursday, October 14, 2010

Sayang-sayang-disayang


Sepulang kantor, sembari nunggu gue makan, anak gue Helena nyanyi-nyanyi.

*...Sayang sayang disayang aku disayang Tuhan aku diangkat jadi anakNya aku disayang Tuhan.
Sayang sayang disayang Helena disayang Tuhan…
Sayang sayang disayang Evan disayang Tuhan…
Sayang sayang disayang Mino disayang Tuhan…
Sayang sayang disayang Martua disayang Tuhan… dst*

Gue yang lagi makan hanya bisa senyum2, di lagu itu dia sebut nama adeknya, nama dia, nama gue dan nama suami.
Trus gue bilang:”Tau gak, Len, waktu mama kecil dulu, kita tuh nggak boleh sebut-sebut nama orangtua lho… Malu, sama dilarang. Anak-anak jaman sekarang aja yang udah biasa. Mama sih nggak apa2.”
Helena hanya ketawa.
“Eh tau gak Ma,” katanya, “Tadi kan Ms Murni (gurunya) nyanyi lagu ‘sayang-sayang’ ini di kelas, masa namaku paling terakhir disebut.”
“Kok bisa?”
“Nggak tau.”
“Kamu duduknya paling belakang kali?”
“Nggak, aku malah paling depan.”
“Oh, karena paling depan kali, yang belakang duluan disebut.”
”Nggak, buktinya Pricil yang duduk di depan juga disebut duluan, yang di sebelahnya lagi disebut di tengah2. Aku aja yang belakangan. Aneh deh.”
“Oh, karena Mama paling belakangan ambil rapor kamu kali.”
“Nggak, Pricil yang paling belakangan, mama dia baru ambil tadi pas Mama udah pulang dari sekolah aku.”
“Oh, mama tahu, karena kamu paling berisik di kelas kali!” gue bilang.
Terdengarlah suara tawa pembokat2 dari kamar.
Btw soal paling berisik, kan di rapor Helena dia dapat nilai C di bdg moral karena suka berisik di kelas.
Padahal nilainya bagus2, hampir separuh pelajaran dapat 100 dan sisanya paling rendah 94. Waktu ambil rapor, gurunya juga bilang begitu, pelajaran sih dia tak ada masalah, tapi dia suka ngobrol dan suka pilih2 teman, ktnya.
“Bukan, Ma, yang berisik itu Joe…” excuse Helena.
Joe itu teman sebangkunya.
“Joe tuh selalu ngajakin aku ngobrol, kalo aku nggak jawab dia ngambek, ‘ya udah gak temen ah’, gitu kata dia, Ma, jadi aku selalu jawab kalo dia ajak ngomong.”
“Nggak usah temenan aja ama orang nakal,” gue bilang. “Trus tadi kata Miss, Helen suka pilih2 teman ya?”
“Nggak kok,” jawab Helen, “Aku tuh cuma suka sebel aja sama temen2 kayak Gloria, Safina, abisnya suka sirik sama aku, kalau main, pasti aku kalo salah suka diomelin, ya udah, aku mainnya sama yang lain aja.”
"OKe, tapi nanti di rapor berikutnya, nilai kamu mesti A, nggak boleh lagi ada laporanberisik di kelas. kalo nilai A, kamu boleh minta hadiah apa aja dari mama," gue bilang. "Tapi jangan mahal2 ya, hehehhee"
"Asyik," helena teriak. "Minta barbie boleh, Ma?"
"Boleh."
"Minta sepeda?"
"Boleh."
"Boleh minta ke taman anggrek main ice skating?'
"Boleh..."
"Asyik..."


Hmmm. Pusing deh, punya anak selalu bisa ngeles. Hahaha...
Jangan2 gue juga begitu waktu kecil, hahahaa,
So, sebelum ngomelin anak, introspeksilah para orangtua, hahaaaa…

Sunday, August 29, 2010

Regret


I still feel regret about that, until now.

Last year, Helena won poetry contest (in english) at her school (TK) as the first rank.
It was on Kartini day, April 21st.
At that time, I only dressed her with ulos batak as her skirt and her selendang, with white plain shirt inside.
This year, I only put that ulos as her selendang, and she’s as a contestant for storytelling (in English).

Last year, when she won the contest, I didn’t even see her, because I was at work and I didn’t know that the parents were allowed inside to watch them.
This year, I took half day leave to watch her contest.

We were too confident at this contest, maybe.
Since last year Helena easily won that poetry contest, and this storytelling script was perfectly practiced at home, I (myself) was so optimistic that Helena will win this contest again, well… at least at big three.

And when I arrived at her school, I met the principal of her school and she asked why I didn’t dress Helena with traditional clothes. I said, ulos is a traditional clothe, right? She was just smile away misteriously.

And when the contest begun, Helena was perfectly did the storytelling, even the mom beside me admitted that she’s great and good self confidant, and asked what kind of course I gave to Helena that made her so confidant, not like this mom’s kid, that was so passive. I said, only vocal course, nothing else.

And when the winner was calling to come up, we’re so (I mean, me) deg-degan, and after the 2nd winner came up to the stage, I still hope that helena would be number one. But what come out to my surprise was, Helena didn’t win at all, not even the 6th place!

I was so surprised, and upset, and .. OMG, didn’t know what to say. Helena also cried. When she asked me, “So I’m not the winner, Mom?”, I felt so sad and said no.
“Its OK, other people deserve to win, you were there once, now their turn, its OK,” I said to her.

And knowing who’s the winner at the 4th place, which is helena’s friend with her bad English pronunciation, made me even upset. What’s wrong with Helena, he’s so smooth in her English and story, expression and motion, and even audience’s applause was so loud.

Soon I sent sms to my hubby to inform that Helena was failed. He said that’s OK for Helena to experience failure sometimes to make her stronger.
And when Helena asked me again, “Why I didn’t win the contest, Mom?”
I cant answer. She was perfect. I didn’t know the answer. The upset filled me up like even could burn me inside.

Next day, Helena asked directly to her teacher (FYI, the judges was not their teacher, but from elementary teacher) why she was failed.
And the answer is…, because Helena didn’t wear traditional clothes!!!!!
Helena said, she wore ulos batak, and her teacher said, Helena also wore modern dress inside, that was banned!
The contest condition is first has to wear that traditional clothes, and second is the storytelling itself!

No wonder Helena’s friend which obviously couldn’t spell her English well won the 4th grade!
If I was told that condition, I would have dressed my daughter with the most beautiful traditional bali girl performance, oouughhhhkkkk!!!!
And what kill me so bad is to realize that it’ll be the last chance for her to participate such contest because she will be on elementary school next year!!!

Ough, I feel so regret! That was my fault. It was my missing! I was the one to blame.
I didn’t take care of my kid clothes so she failed. What kind of mom am I ? I feel like I could kill myself to know the condition!
I am the one who make my kid failed, and the regret feeling is still killing me until now.
Forgive me, kid, I never mean to missed that thing.
So, that was not merely storytelling contest then, it was traditional wear contest which combined with storytelling!!!!

Well actually I also didnt participate my kid on fashion show contest (there's also such contest there) since i prefer her to participate in storytelling, you know, I prefer contest for brain than appearance even though I believe I could make over my kid best, hehehe.

Still,...
Oughhhhkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!
What a stupid misscommunication!

Sunday, April 18, 2010

Why Kartini day?


Makin lama anak gue yang kecil ini (Evan) makin ngangenin deh.
Pernah suatu malam dia bangunin gue, gue kirain dia mau minum, eh taunya cuma mau nyanyiin lagu dia yang suka gue jadiin lagu pengantar tidur dia, yaitu:

"Matahari terbenam - hari mulai malam - terdengar burung hantu - suaranya merdu - kuku-kuku-kuku-kuku-kuku...."

Nah di bagian 'kuku-kuku' ini dia cukup jelas tapi di kalimat bagian depan masih belepotan hahaha...
Gini nih dia nyanyinya:
"matatadi tetedam..dati huda datam... kuku-kuku-kuku-... "
dst...

Trus kalo berangkat kerja kayaknya makin nggak tega ninggalin dia deh, tatapan matanya itu lho kayaknya nggak rela ditinggal di rumah sendirian, apalagi kakaknya kan sekolah juga. Kalo kita dadagh2, dia tuh ngeliatin dengan sayu dan kita rasanya jadi pengen cepet pulang dari kantor kalo inget dia.

Sabar ya sayang, dua tahun lagi kamu juga sekolah kayak kakak...
-*-

Trus kalo helena ada lagi ceritanya.
Dia kan lagi latihan untuk lomba storytelling bhs inggris untuk perayaan kartini di sekolah.

Trus semalam, setelah dia nyanyiin lagu "ibu kita kartini' dia tanya,
"Memangnya hari ibu kartini itu kenapa dirayain, Ma?"
Trus gue bilang, karena bu kartini lah yang jadi pionir perempuan sekolah di indonesia.
Trus dia tanya lagi, "Memangnya kenapa dulu perempuan nggak sekolah?"
Lalu gue jawab, karena dulu dianggap perempuan di rumah aja, cowok yang sekolah dan bekerja untuk cari uang.
Trus helena bilang lagi, "Oh maksudnya kalo kayak Papa dan Mama, mestinya Papa aja yang cari uang, gitu ya Ma?"
Iya, gue bilang.

Dan yang nggak gue sangka adalah, dia bilang gini:
"Kalo gitu, nanti kalau aku menikah, Timothy aja yang cari uang."
Dan gue pun nagaakakakak kakakakakakakakkkkkk...

PS. Timothy itu gebetannya, yang selalu bilang helena akan jd istrinya kelak.

Sunday, March 21, 2010

The Birthday's


Sabtu kemarin ultah Evan yang kedua, dan pas bangun paginya setelah mengucapkan selamat ultah, gue bilang gini sama Evan,
"Evan kan sudah dua tahun, jadi sekarang ada tiga tugas Evan, satu: harus bisa makan nasi, dua: harus sudah lancar ngomong, tiga: nggak usah pakai pampers lagi."
Evan mah cuek aja gue omongin gitu, hahaha, iya iyalah, dia belum ngerti kale.

Tapi pas siangnya kita main sambil nonton tivi, anak gue yang gedean, Helena, mengulangi kalimat gue sama adeknya, soal ketiga 'tugas' itu, itu di luar dugaan gue, sebab kirain Helena tadi pagi masih tidur waktu gue ngomong gitu ke Evan.
Gue ketawa aja dan kagum sama daya ingat dan daya tangkap putri gue yang cerewet itu.

Pas malamnya kita mau titip lilin, Evan yang sudah dikerubungi sepupu-sepupunya untuk meniup lilin sama-sama, setelah kita nyanyiin happy birthday dan pada tepuk tangan, eh tiba-tiba Evan nangis, akhirnya prosesi peniupan lilin kita hentikan sementara menunggu Evan brenti nangis, padahal sepupu2 kecilnya sudah pada nggak sabar meniup lilin.
Setelah Evan brenti nangis, kita nyanyi lagi, dan pas mau niup lilin, eh akhirnya lilinnya mati sendiri karena sumbunya habis, kan emang pendek tuh sumbu lilin angka yg buat ultahan, hahahaa...

Ada beberapa kado buat Evan, satu set drum besar, senapan2 laser, mobil2an remote, dll, tapi memang dasar Evan sukanya mobil2an (dan gue udah pesenin ke ipar gue kalo mau ngasih kado mobil2an aja), begitu buka kado mobil2annya, langsung deh dia mainin tuh mobil2an, nggak peduli kado2 lain, malah akhirnya kakaknya dan sepupu2nya yang mainin kado tembak2annya dan ngegebukin drum-nya, jadilah ramai kayak pasar malam, heboh deh rumah gue kacau kayak kapal pecah dan bising kayak terminal, hahaahaha...

But, everybody's happy.

Sedangkan Helena, kemarin sore, sehabis main di pekarangan, tiba-tiba berbisik gini ke gue, "Ma, aku punya pacar baru, namanya Rayja (?), dia suka banget sama aku, tapi mama jangan bilang-bilang sama dia ya kalo aku pacarnya."
Nah, bingung kan loe?!
Nah, defenisi dia tentang pacar adalah cowok yang dia sukai, jadi pacar dia sekarang ada banyak, sbb:

1,2.. Nico dan Timothy, teman sekolah minggu
3. Nat, vocalis Naked Brothers Band (band anak kecil)
4. Jonas Brothers Band
5. Eifel, senior di sekolah, satu mobil jemputan
6. Farel, temen sekelas di TK

Hahahahaaa... tapi memang selera anak gue ini tinggi juga lho, semua koleksi 'pacar'nya itu memang ganteng2 semua, hahahahahaa...

Pernah Helena lagi mau nulis surat, trus gue tanya buat siapa, dan dia nanya ke gue, boleh nggak kirim surat sama Farel, trus gue bilang NGGAK BOLEH, dia tanya kenapa, gue jawab: Cowok aja yang ngirim surat ama cewek, cewek nggak usah nyuratin cowok, mama juga waktu dulu sekolah begitu, mama yang dikirimin surat ama cowok.
Trus anak gue bilang, ah kan isinya cuma nanya apa kabar.
Tetep nggak boleh, gue bilang.

Waduuuhhhhhhhhhhh, anak TK jaman sekarang gayanya udah kayak anak remaja ABG ya, hahahahahaaaaaaa...

Wednesday, March 17, 2010

Tak harus juara

Sabtu minggu lalu Helena ikut lomba storytelling alkitab tingkat antar TK dalam grup sekolah BPK Penabur, diselenggarakan di Tirtamarta Pondok Indah.
Waktu latihan terakhir di rumah hari jumatnya, gue sengaja cuti setengah hari untuk pulang lebih cepat biar bisa ngajarin helena/latihan di rumah, sebab lombanya adalah sabtu besoknya.
Pas latihan terakhir ini Helena ogah-ogahan, udah bisa kok Ma, katanya tapi pas gue suruh perform, masih suka lupa urutan ceritanya, oh ya ceritanya soal Yunus di perut ikan.

Tumben banget dia ogah-ogahan latihan, malah sempat bilang nggak mau ikutan lomba padahal biasanya dia selalu semangat. Gue tetap menyemangati dan mengingat pesertanya adalah anak2 'kelas atas' yaitu kelas national plus, gue sambil deg-degan menyemangati helena terus latihan. Lumayan banget kan kalo dia bisa menang gitu, nggak cuma dapat piala di kandang sendiri. Walaupun kali ini gue sangat (entah kenapa) pesimis dan kuatir kalo dia nggak menang, gue takut helena frustasi, geto loh...

Akhirnya pas hari H, lomba pun dimulai, dan busyet! pesertanya banyak banget, hampir 50 org kali tuh, hampir tiga jam acaranya dan anak gue ada di urutan peserta 10 terakhir, udah keburu bosan semua juri dan peserta dan penonton kaleeee...

Beberapa peserta melakukan story telling dalam bahasa Inggris, tapi bagi gue biasa aja karena cara bercerita mereka tidak menarik. Yang menarik cuma dua orang yang memang gue yakin pasti dapat juara, yaitu presentasi dalam bahasa Indonesia, simpel dan lugas.

Nah, helena kan udah gue ajarin kayak gitu tuh di rumah, dan bahkan lebih menarik cara berceritanya karena helena juga gue ajarin untuk bilang BYUR ketika yunus dilempar ke laut, dan bilang HAAP ketika yunus dimakan ikan, dan berekspresi sedih ketika Tuhan sedih melihat warga niniwe yang jahat, dan berdoa dengan suara keras ketika Yunus di perut ikan. Semua latihan sempurna, dan jauh lebih oke daripada dua peserta yg menurut gue yg terbaik yang udah presentasi tadi.
Tapi pas helena dipanggil maju ke depan, ternyata di sekolah dia dilatih untuk presentasi sambil pake gambar, dan itulah yang jadi masalah!

Anak sekecil itu harusnya gak usah disuruh cerita sambil presentasi pake gambar karena justru bikin repot dan bingung harus matching-matchingin gambar ke cerita!!!!
Begitu gue lihat helena kerepotan milih gambar, gue langsung frustasi dan gak yakin dia akan menang. Sambil memilih gambar, helena jadi gugup dan agak lupa jalan cerita, yang notabene bisa dia ceritakan dengan lancar bila tanpa gambar, seperti latihan di rumah.

Nah, pas pemanggilan juara, begitu juara harapan tiga dan dua diumumin dan nama anak gue nggak dipanggil, gue udah yakin seratus persen kalo helena nggak juara! Nggak mungkin juara di atas itu urutannya! Dan bener, juara satunya yg pake BYUR itu, dan juara dua yang satu lagi yang simpel itu.

Gue jadi sedih karena jika latihannya mengikuti latihan gue di rumah, gue yakin minimal juara tiga helena pasti dapat! Sebab juara satu itu hanya menambahkan kata BYUR di ceritanya (cerita yunus juga) selainnya cuma bercerita sesuai isi teks.

Waduuuhhhhhhhhhh, gue sedih banget (tapi hanya dalam hati), dan kuatir banget kalo helena kecewa nggak juara. Dalam hati gue udah siap-siap bawa helena main ke pondok indah mall untuk menghibur seandainya dia kecewa, dan mungkin gue akan beliin mainan atau apa aja biar dia nggak kecewa banget karena nggak juara.

Tapi pas habis pengumuman, helena tuh sibuk makanan cemilan dan cuek aja pas gue bilang bahwa dia nggak juara. Nggak apa-apa, kata dia. Gue langsung lega banget!

Gue juga sedih dan nggak enak sama gurunya yang keliatan sedih juga muridnya nggak menang dan bilang ke gue gini: Lumayan buat jadi pengalaman aja ya Bu.

Well, memang kita tak selalu harus juara, tak selalu menang, yang penting adalah kita bisa melihat hikmah dari setiap kegagalan, dan kita bisa menerima setiap kekelahan sebagai pelajaran yang membuat kita lebih baik.

Love you, Helena my daughter, proud of you!

Sekalipun nggak menang, ternyata sebenarnya potensi/kualitasmu jauh lebih oke daripada anak2 kelas national plus itu, cuma salah arahan aja ama latihan guru2 di sekolahmu, hahaha...

Tuesday, February 16, 2010

Dinner on our anniversary


Akhirnya, di hari ultah pernikahan kami kemarin, 15feb, gue dan suami dinner berdua di kafe 'secret recipe' citos, hehehe.

Pas kita berdua di cafe tuh, gue telpon anak gue helena di rumah, dan bilang, "Ini mama sama papa lagi pacaran, kan helena bilang mama papa nggak pernah pacaran, jadi kita pulangnya agak malam ya,"
Helena oke saja dan nanya gini di telpon, "Emang papa mama dimana sih pacarannya?"
"Di citos," gue bilang.
Hihihi, gue dan suami senyum2 aja.

Kemarin, paginya, gue tuh liat cuaca cerah jadi payung gue tinggal di mobil.
Nah pas pulang kantor, kan belum ujan, gue kan naik kopaja ke blok M, eh kena ujan deh tiba2, gue berteduh di bawah jembatan blok M pasaraya, keujanan juga, basah deh celana panjang gue, trus macet banget sampe dbest, gue nyegat taxi.

Trus gue telpon suami, ternyata dia udah nyampe duluan di citos.

Gue minta suami siapin receh sebab takutnya uang kecil gue gak cukup byr taxi, takutnya dia gak ada kembalian uang 50rb.
Pas gue turun di lobi citos, gue liat gak ada suami, akhirnya gue kasih aja uang ke supir taxi dan gak minta kembalian.

Trus gue telpon suami, gak diangkat2, gue cari-cari di lobi citos gak keliatan, eh trus pas telpon udah nyambung, dia nanyain gue dimana, gue di lobi agak tengah dan suami gue di lobi depan.
"Tadi kemana sih pap?" gue tanya.
Ternyata pas gue nyampe citos, dia lagi balik ke parkiran utk ngambil uang receh dari dashboard mobil, dan pas dia balik ke lobi, gue udah turun dari taxi dan gak sempet ketemu.

Kasian ya suami gue udah capek2 balik ke parkiran pdhl gak jadi uangnya gue pake buat byr taxi.
Baik banget sih suami gue ini...

Trus pas di kafe kita habis makan, gue ajak suami foto berdua.
Kita minta difotoin sama si mbak2 waiter. Dasar suami gue ini alergi kamera, fotonya kabur terus, sampe si mbaknya bilang, "Baik-baikin dulu dong bu suaminya biar fotonya bagus," hahahahaa...

Thank God for my loving and wise husband, number one in the world, tiada duanya!

Monday, February 15, 2010

Piala keempat Helena

Minggu lalu tiba-tiba helena nanya gini,
"Mama sama Papa kok nggak pernah malam mingguan sih?"
Gue dan suami kaget dia nanya gitu, mungkin karena dia suka liat di tv ada acara malam mingguan.
"Dulu sih selalu malam mingguan, sejak kamu lahir nggak pernah lagi," jawab suami gue."Habis tiap kita mau pegi, kamu pasti minta ikut," kata suami gue ngegodain dia.
"Oh gitu, ya udah sekarang malam mingguan aja lgai, nggak apa-apa kok aku ditunggal sama adek evan di rumah," jawab helena.
Duh, anak gue ini ngerti banget...

Oh ya, sabtu lalu akhirnya kita ikut lomba nyanyi di sekolah helena, dan kita juara tiga! Lumayanlah naik satu peringkat dari tahun kemarin. And guess what, format pemenangnya juga semua naik peringkat.

Maksudnya gini. Tahun kemarin juara satunya adalah keluarga Lita yang skrg udah kelas satu (jd tdk ikut lagi lomba karena lomba ini khusus untuk TK dan playgroup). Juara dua dan tiga tahun lalu adlh keluarga gloria dan evan, skrg gloria juara satu dan juara dua keluarga evan.
Nah, ada satu keluarga playgroup yang nggak juara, anak itu nangis terus karena gak dpt piala sampe akhirnya gue kasih dia pegang2 tuh piala, gue bilang: "Sabar ya sayang tahun depan masih bisa ikut lagi, ntar bisa dapat piala.."

Trus gue bilang sama helena, "Tahun depan kan helena udah SD jadi nggak bisa ikut lomba lagi, tp dua tahun lagi kita bisa ikut lagi, pesertanya adalah Evan yang akan TK dua tahun lagi, jadi kan krn ini lomba keluarga, kita bisa ikut lagi, tp kalau kita juara, pialanya atas nama Evan, hehehe..."
"Trus nanti aku dapat piala darimana, Ma?" tanya helena.
"Kalo juara kelas," gue bilang.

Nah sekarang piala helena sudah empat:
1. Juara satu paling rajin di kelas kecil di sekolah minggu (wkt dia umur 3thn)
2. Juara satu lomba puisi bahasa inggris hari kartini di TKA (umur 4thn)
3. Juara harapan satu lomba nyanyi keluarga di TKA (umur 5thn)
4. Juara tiga lomba nyanyi keluarga di TKB (umur hampir 6thn)

Helena bilang gini, "Mama, pialaku sampai berapa nanti? Sepuluh?"
Trus gue jawab, "Sebanyak-banyaknya..."
Trus kata Helen, "Aku belum pernah juara dua ya, Ma."
"Juara satu aja terus, gak perlu juara dua," gue bilang.

Trus kemarin kita mau ke rumah kakak gue, si helena gue ajarin utk ngeledekin kakak sepupunya yang udah kuliah, namanya Mianty, yg suka godain dia.
Gue bilang gini, "Helen, ntar tanya kak Mianty ya, tanyain dia pialanya udah ada berapa, hahaha..."
Setau gue sih, banyakan piala helena, kikikiki..

Tapi pas ketemu kak mianty, helena nggak berani nanya hahahaaaa...
Abis, Mianty yg udah kuliah ini badannya gede, tinggi dan gemuk, hahaha, peace mianty!

Friday, February 12, 2010

Lomba Nyanyi lagi

Besok di sekolah helena ada acara lagi, lomba keluarga, dengan dua kategori, nyanyi atau menggambar.
Beberapa hari lalu, Helena sudah senang dan bilang kita ikut lomba nyanyi aja kayak dulu, dan pas nanya papa, papa ngantor, gak bisa ikut, sama kayak thn kemarn jadinya cuma gue duet ama helena nyanyi.

Pas sebelum mengisi formulir, tiba-tiba helena mau ganti jadi lomba gambar aja. Gue bilang nggak bisa, karena gue dan helena sama, nggak begitu jago gambar. Tapi helena rada ngotot sehingga gue bilang gini: "Kalo nanti kita nggak dapat piala, helena nggak sedih?"
Trus dia jawab, "Ya udah deh, kita lomba nyanyi aja."
"Lagipula kan kamu les vocal, kamu mendingan nyanyi aja," kt papanya.

Adapun dress code adalah warna merah atau pink, berhubung tgl itu dekat dengan valentine dan imlek.

Kemarin malam, kita latihan berdua, nyanyi sambil latihan gerakan. Papa yang jd penonton sekaligus penasihat. Lagu pilihannya adalah YESUS POKOK dan kitalah carangnya. Gue terpaksa mengikuti gerakan lagu ini yang helena udah hapal banget karena udah sering dinyanyiin di sekolah minggu.
"Mama jangan salah dong gerakannya, ," kt helena kritis. ampun maaak...
"Mama jgn ketawa2 dong," kata papa pula.

"Pokoknya kita kalahin teman2 aku ya, ma," kata helena dgn semangat, mengingat thn kemarin kami cuma juara harapan satu.

Pas dia malas-malasan latihan, gue tunjukin pialanya yang sudah ada tiga berderet di atas lemari, gue bilang: "Nah, kalo kamu menang, tambah lagi tuh ntar satu pialanya."
Eh helena malah jawab gini, "Ntar ditarok dimana lagi, Ma, di situ kan udah penuh?"
"Ah gampang, bila perlu kita beli lemari khusus tempat pialamu," gue jawab.

Anak-anak memang lebih mudah dimotivasi dengan rewards...

Mengenai Evan, sekarang rasanya gue agak sedih kalo ninggalin dia ngantor, sebab sepertinya dia udah mulai ngerti, pas gue dan suami ngantor, helena juga sekolah, dia mungkin udah sadar ditinggal berdua doang sama si mbak.
Dia ngeliatin kita dengan tatapan gak rela gitu kalo kita berangkat...

Kemarin gue bilang gini, "Sabar ya, Nak, tahun depan Evan udah bisa sekolah, ntar berangkat bareng ke sekolah sama kak helena."

Hmm, nggak sabar melihat anak2ku ini tumbuh besar..
Thank God, for my family!

Wednesday, February 3, 2010

Call Me, Please...

Tahun kemarin ada program dari sekolah TK helena bahwa setiap murid dikasih PR saling bertelepon, jadi mereka tuker2an nomor telepon dan saling menelpon ke rumah (bukan HP!) di hari libur.
Tentu saja, seperti biasa, Helena excited dengan hal ini,
Kebetulan dia kebagian nomor telepon Stevy, jadi dikit2 dia mau nelpon Stevy.
Baru tadi siang telpon, sore ntar mau telpon lagi, padahal yang diomongin cuma begini:
KAMU LAGI NGAPAIN, STEV? AKU DONG LAGI NONTON TIVI.
KAMU UDAH MANDI BELOM, STEV? AKU DONG BARU KERAMAS,
dst...dst

Nah kan sekarang udah nggak ada lagi program itu.
Tapi ternyata anak2 yang sudah TK B ini udah pintar2, mereka inisiatif sendiri saling tukeran telpon dan telpon2an. Dan berhubung telpon kami baru rusak (aneh, cuma bisa terima), jadi helena nggak bisa telpon keluar, tapi cuma bisa terima. Nah dia tuh sering ditelponin teman-teman sekolahnya.

Suatu kali, sabtu sore, gue dan suami lagi leyeh2 nonton TV dan helena sedang tidur siang.
Tiba2 telpon bunyi, dan yang angkat suami gue,:
"Dari siapa? Oh sebentar ya," kata suami lalu memanggil helena,"ELEN, ada telpon dari safina..."

Helena yang biasanya susah kalau dibangunin, begitu dengar ada telpon, langsung bangun dan keluar dari kamar dan langsung terima telepon.
Gayanya bikin gue dan suami saling lihat2an dan menutup mulut sambil menahan tawa.

Dengan santainya, kayak gaya anak ABG, helena terima telepon safina sambil duduk di sofa dan senderan, katanya gini di telepon:
"Eh safina, ada apa? gue baru bangun nih, masih ngantuk, kamu lagi ngapain? dlll dst dst..."

Gue dan suami yang udah gak tahan lihat gaya sok ABG helena gitu, akhirnya ngakak2 menjauh dari ruang tamu, hwahahahahahahahahahahhaaa....

Ada2 aja anak kami ini, umur masih belum 6 thn tp kelakuan udah kayak anak belasan tahun, hahahahahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....

Anak2 jaman sekarang memang ....
hahahaha...

"TUA" ...


Tadi di mobil, gak sengaja gue lhat bulu hidung suami agak panjang dan udah putih,
"Lho, kok bulu hidungnya putih sih, Pap? udah tua loe ya...?"gue bilang ama suami sambil nyoel pipinya, dia sambil nyetir jawab dengan senyum dikulum,
"Iya, namanya juga marTUA,"
hahahaha... martua yang tua...

Gue jadi ingat 2 minggu lalu lalu di gereja ada sintua yang cerita ke gue,
katanya ada ama/ompung2 ngegodain helena dengan bilang gini:
"Eh, helena, Kamu anak sintua ya?"
Trus helana jawab gini, "Nggak, aku anaknya MARTUA kok!"
dan meledaklah katanya tawa para ama di konsistori gereja mendengar jawaban itu, (waktu itu helena sambil nungguin papanya ngitung persembahan di konsistori).
hahahaha, dia kan nggak ngerti bahasa batak sintua, dia taunya penatua.

Btw soal kata 'penatua' ini, pernah sekali waktu helena nanya gini,
"Ma, sebenarnya aku anak pendeta atau anak PANITIA?"
Hah? Gue sempet bingung, maksudnya apa?
Trus suami gue langsung jawab "Bukan, bukan panitia, tapi PENATUA, papa penatua."
Hahahahhaaa, gue pun ngakak sama suami.
Mungkin dia pernah dengar ada yg ngomong dan sebut2 papanya penatua.
hahahha...

serba pake kata tua, MARTUA, SINTUA, PENATUA, ...

hmmm...

Resolusi 2010


Tahun ini ada banyak perbaikan yang harus dilakukan.
Hal-hal kecil tapi memang perlu.
Contoh, hidup sehat/makan sehat. kebiasaan makan buah, jalan pagi, kumpul dengan anak2 sebelum berangkat kerja, berdoa malam bersama sebelum tidur, dll.

Juga gue. Gue mulai kembali ke dapur lagi sesekali demi masak makanan favorit suami,
bagaimanapun ada banyaknya pembantu, melayani suami adalah privilege buat istri kan hehehehehe...
Sesekali juga sekarang di weekend gue kembali lagi bikin cake favorit suami, seperti 2thnan lalu.
Hmm, tak bisa dipungkiri, punya dua anak dan usia udah kepala tiga ternyata jadi cepat letih juga ya. Alias, udah tua!!!! hahahaha...
Dua tahun ini, sejak Evan lahir, gue udah hampir nggak urusin rumah dan dapur, sebab rasanya semuanya udah gak kepegang, capek, sibuk dan gak sanggup lagi ngurusin itu karena letih urusan kerja... pulang malam, makan, mandi, main sama anak, nonton bentar (Sering tdk sempat nonton lagi malah) ditambah jika ada deadline tulisan jd kudu begadang, gak heran thn kmrn gue sampe tepar masuk UGD dan rawat inap, hehehehe...

After all, terima kasih Tuhan, gue punya suami yang sungguh mengerti dan dewasa!

Bersyukur juga dapat dua pembantu yang bisa handle rumah dan anak2 selama gue kerja. Ohhhh, being wanita pekerja dan sekaligus ibu rumah tangga sungguh kerjaan SUPERWOMAN ya ternyata!

Hal-hal yang ingin gue aplikasikan lagi adalah, sbb:

1. Mengosongkan lemari dari stok baju2 lama yang tidak terpakai, dengan cara sumbangin ke siapa kek atau ntar suruh bawa pulang kampung oleh pembantu.
Rumah gue kecil bo, kalo banyak barang2 bekas pasti sesek banget, kayak koran bekas aja kalo bertumpuk sebulan aja udah rasanya kayak gudang hehehe...

2. Mengurangi belanja
Terutama baju-baju, ...!
dan gue seneng ama diri gue sebab thn kemarin rasanya gue berprestasi mengurangi hobi belanja gue sampe 50%, yang biasanya dulu hampir tiap jumat sama teman2 kantor selalu ke mal dll, sekarang hampir cuma sekali sebulan belanja.
Dulu kalo liat baju cakep dikit, apalagi baju anak (biasanya baju anak cewek, untuk helena), gue pasti kalap. Sekarang gue mikiri dulu, sebab lemari baju helena udah penuh dan ternyata banyak baju yang gak terpakai, tau-tau udah kekecilan. Busyet dah!!!

Sekarang planningnya, hanya akan belanja baju dll kalo lagi ultah atau natalan atau ada occasion khusus seperti pesta dan lain2 yg memang nggak ada stok baju seperti yg ada di rumah.

Coba tebak di rumah gue apa yang paling banyak selain buku?
Baju2, boneka2 helena, dan tas helena dan bando2 helena! Busyet, ada puluhan tuh bando, gak sempet dipake, ampun deh. Rasanya pengen ngasih ke orang2 lain deh... menuh2in rumah sempit aja!
Bando2 itu selain oleh gue, suka dibeliin oleh namboru dan opungnya sih, jadi banyak banget!
Tas2, entah darimana tuh semua, ada hampir sepuluh lebih, padahal udah sering gue kasih anak2 orang, ada lagi, ada lagi, mgkn hadiah ultah, kado atau hadiah tauk dari siapa, busyet penuh deh tuh kamar helena...

Kalo baju, sepenuhnya itu karena bakat shopaholic gue, hahaha, abis baju anak cewek tuh lucu2 banget tau! hahaha, compare aja sama baju evan, baju anak cowok mah flat, modelnya biasa aja! hahahaha

3. Menabung
Yap, ini yang harus diperhatikan, sebab kadang kalo duit gak cepet2 dimasukin deposito, abis begitu aja dari ATM gak tau kemana, padahal kan sekarang helena udah mulai les di luar seklah. busyet ya, hidup di jakarta, gak eksis gak survive loe! perasaan dulu gue gak kursus english juga bisa english, gak les vocal juga bisa nyanyi, dll, hahahaha. Emang begitulah kali hidup, di kota metropolitan apa sih yang nggak pake duit,
duiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt semua!

4. Quality time with keluarga
Baik itu dengan suami dan anak2, berempat, mungkin dalam bentuk kebaktian kecil, atau doa bersama atau lainnya untuk membiasakan mereka sejak kecil bersekutu secara keluarga dalam Tuhan.

Juga waktu untuk orangtua, sesekali ngajak makan keluar atau ngunjungin mertua dan ajak jalan2 atau komunikasi via telepon yg hrs lebih sering dengan nyokap gue dan kakak2/abang2 gue, harus gue perhatikan!

5. Pelayananan
Ini untuk gue pribadi, sebagai istri penatua gereja, gue lagi mikir apa yang harus gue sumbangkan untuk gereja kami...
So far belum tau gimana, tapi saat ini gue dan teman2 bekas sepelayanan di kampus dulu mau menggiatkan kembali cell group, semacama kelomok tumbuh bersama yang berupa penelaahan alkitab bersama

You know, tinggal di kota besar yang penuh godaan dan masalah ini sangat mudah membuat kita jauh dari Tuhan...

6. dll

(Ya Tuhan, Kau tahu betapa lemahnya kami sebagai manusia yang terbuat dari debu, hanya Engkaulah yang bisa menolong kami hidup sesuai kehendakMu.)


Thank You, God, for my happy life and family,
I love You.