Thursday, January 23, 2014

Tanpa gue, loe gak bisa kan?

Dulu kala nih, di jaman dinosaurus (jiahhh kayak dongeng aje), konon ada "seekor dinosaurus" yang istimewa di sebuah perkumpulan kami. Dia pinter nyanyi. Kalau tak ada dia langsung beda deh harmonisasi suara di grup kami. Dialah yang bikin grup kami bagus. Suatu kali karena sesuatu hal, dia ngambek dan tak pernah datang lagi.

Tentu saja kami kehilangan. Ibarat diputusin pacar, sedih tapi harus tetap move on, cari pacar lageeeee. Cari personel baru iya tapi tetap terbuka jika dia kembali. (Sebenarnya sih yang lebih cocok keluar itu ya gue, haha, karena gue sadar suara gue paling jelek dan hanya bisa merusak harmonisasi suara di grup itu hahaha....) 

But the show must go on. Kami tetap bernyanyi walau mpot2an. Dan rupanya di luar sana orang itu berkata: tuh kan, tanpa gua, grup itu memble! Gak ada gue gak bisa jalan kan?!

Yeah that's rite!

Tapi kami tetap move on. Tetap go on! Sebab motivasi kami dalam bernyanyi itu bukAn untuk tampil bagus semata tapi untuk memuliakan Tuhan. BukAn pujian manusia yang kami harapkan! Sebab kalau sekedar tampil kami tentu akan daftar ke x-factor atau Indonesia mencari Batak eh bakat, dan sejenisnya yg belum ada di jaman dinosaurus! (Walau Pasti kalah juga sih hahaha)

Yang jadi point di sini adalah soal persepsi. Harusnya, jika kita tahu tanpa kita maka grup itu akan berantakan, kita tentu bertahan demi kebaikan bersama. Itulah bentuk sikap pelayanan! 
Ibarat jika kamu seorang dokter, udah tahu cuma kamu ahlinya dan kamu malah mogok dan membiarkan pasien sekarat dan bilang: tanpa gue, pasien mati semua!!
(Eh! Kalau itu kan kuasa Tuhan)

Itulah pelayanan. Jangan sebut seroang pelayan jika ada tendensi mengucapkan hal seperti: kalo gue gak ada, gak bisa jalan loe, dll.
Pelayanan itu, kemampuan memprioritaskan kepentingan bersama yang benar, di atas Kepentingan atau sentimen pribadi. Bukan malah bersikap ala remaja galau yang pengen dibujuk-bujuk, diberi perhatian dan dipuji-puji. Kalau tadi grup nyanyi gue itu membernya anak2 remaja sih masih bisa dimaklumi. Tapi, think about this, haree genee, jika masih ada yang bersikap begitu.....? Back to the present, please!

Mungkin jika dia Sadar Kalau talenta itu adalah pemberian Tuhan, dia akan bersikap sebaliknya. Atau jika dia memiliki persepsi yang benar, bahwa grup nyanyi itu bukan untuk tampil keren-kerenan, tapi untuk memuji Tuhan sebagai bentuk rasa syukur atas berkat Tuhan, dia akan kembali. Jika memang dia bernyanyi untuk mendapat aplaus penonton sih pasti begitulah endingnya. Tapi jika dia bernyanyi untuk Tuhan, Tuhanlah yang jadi parameter, bukAn manusia. Turn your eyes upon Jesus please. Rasa takut dan kasih pada Tuhanlah motivasi pelayanan!!!

Sebab di komunitas manapun selalu ada ketidakcocokan bukan? Gak usah jauh2 deh, Di rumah aja juga anggota keluarga tdk selalu akur... Tinggal bagaimana kita menyikapinya saja.

Semua ini memang cuma masalah persepsi. Soal motivasi.

Soal bagaimana kita mengenal diri kita pribadi...

Soal bagaimana kita mengerti arti pelayanan...



No comments:

Post a Comment