Wednesday, March 17, 2010

Tak harus juara

Sabtu minggu lalu Helena ikut lomba storytelling alkitab tingkat antar TK dalam grup sekolah BPK Penabur, diselenggarakan di Tirtamarta Pondok Indah.
Waktu latihan terakhir di rumah hari jumatnya, gue sengaja cuti setengah hari untuk pulang lebih cepat biar bisa ngajarin helena/latihan di rumah, sebab lombanya adalah sabtu besoknya.
Pas latihan terakhir ini Helena ogah-ogahan, udah bisa kok Ma, katanya tapi pas gue suruh perform, masih suka lupa urutan ceritanya, oh ya ceritanya soal Yunus di perut ikan.

Tumben banget dia ogah-ogahan latihan, malah sempat bilang nggak mau ikutan lomba padahal biasanya dia selalu semangat. Gue tetap menyemangati dan mengingat pesertanya adalah anak2 'kelas atas' yaitu kelas national plus, gue sambil deg-degan menyemangati helena terus latihan. Lumayan banget kan kalo dia bisa menang gitu, nggak cuma dapat piala di kandang sendiri. Walaupun kali ini gue sangat (entah kenapa) pesimis dan kuatir kalo dia nggak menang, gue takut helena frustasi, geto loh...

Akhirnya pas hari H, lomba pun dimulai, dan busyet! pesertanya banyak banget, hampir 50 org kali tuh, hampir tiga jam acaranya dan anak gue ada di urutan peserta 10 terakhir, udah keburu bosan semua juri dan peserta dan penonton kaleeee...

Beberapa peserta melakukan story telling dalam bahasa Inggris, tapi bagi gue biasa aja karena cara bercerita mereka tidak menarik. Yang menarik cuma dua orang yang memang gue yakin pasti dapat juara, yaitu presentasi dalam bahasa Indonesia, simpel dan lugas.

Nah, helena kan udah gue ajarin kayak gitu tuh di rumah, dan bahkan lebih menarik cara berceritanya karena helena juga gue ajarin untuk bilang BYUR ketika yunus dilempar ke laut, dan bilang HAAP ketika yunus dimakan ikan, dan berekspresi sedih ketika Tuhan sedih melihat warga niniwe yang jahat, dan berdoa dengan suara keras ketika Yunus di perut ikan. Semua latihan sempurna, dan jauh lebih oke daripada dua peserta yg menurut gue yg terbaik yang udah presentasi tadi.
Tapi pas helena dipanggil maju ke depan, ternyata di sekolah dia dilatih untuk presentasi sambil pake gambar, dan itulah yang jadi masalah!

Anak sekecil itu harusnya gak usah disuruh cerita sambil presentasi pake gambar karena justru bikin repot dan bingung harus matching-matchingin gambar ke cerita!!!!
Begitu gue lihat helena kerepotan milih gambar, gue langsung frustasi dan gak yakin dia akan menang. Sambil memilih gambar, helena jadi gugup dan agak lupa jalan cerita, yang notabene bisa dia ceritakan dengan lancar bila tanpa gambar, seperti latihan di rumah.

Nah, pas pemanggilan juara, begitu juara harapan tiga dan dua diumumin dan nama anak gue nggak dipanggil, gue udah yakin seratus persen kalo helena nggak juara! Nggak mungkin juara di atas itu urutannya! Dan bener, juara satunya yg pake BYUR itu, dan juara dua yang satu lagi yang simpel itu.

Gue jadi sedih karena jika latihannya mengikuti latihan gue di rumah, gue yakin minimal juara tiga helena pasti dapat! Sebab juara satu itu hanya menambahkan kata BYUR di ceritanya (cerita yunus juga) selainnya cuma bercerita sesuai isi teks.

Waduuuhhhhhhhhhh, gue sedih banget (tapi hanya dalam hati), dan kuatir banget kalo helena kecewa nggak juara. Dalam hati gue udah siap-siap bawa helena main ke pondok indah mall untuk menghibur seandainya dia kecewa, dan mungkin gue akan beliin mainan atau apa aja biar dia nggak kecewa banget karena nggak juara.

Tapi pas habis pengumuman, helena tuh sibuk makanan cemilan dan cuek aja pas gue bilang bahwa dia nggak juara. Nggak apa-apa, kata dia. Gue langsung lega banget!

Gue juga sedih dan nggak enak sama gurunya yang keliatan sedih juga muridnya nggak menang dan bilang ke gue gini: Lumayan buat jadi pengalaman aja ya Bu.

Well, memang kita tak selalu harus juara, tak selalu menang, yang penting adalah kita bisa melihat hikmah dari setiap kegagalan, dan kita bisa menerima setiap kekelahan sebagai pelajaran yang membuat kita lebih baik.

Love you, Helena my daughter, proud of you!

Sekalipun nggak menang, ternyata sebenarnya potensi/kualitasmu jauh lebih oke daripada anak2 kelas national plus itu, cuma salah arahan aja ama latihan guru2 di sekolahmu, hahaha...

No comments:

Post a Comment